97 resultados para INI
Resumo:
Cover contains Swatoe tjerita jang amat bagoes dan betoel soeda kedjadian di Betawi. Ini tjerita baik di boeat toeladan pada sekalian orang jang berhati kedjem.
Resumo:
Cover contains Swatoe tjerita jang amat bagoes dan betoel soeda kedjadian di Betawi. Ini tjerita baik di boeat toeladan pada sekalian orang jang berhati kedjem.
Resumo:
Desde 1945, el inicio de la cuestión palestina, el país ha sufrido una serie de transformaciones e intervenciones en su soberanía y en legitimidad, las cuales siguen en discusión actualmente; y han dado como resultado el estudio del reconocimiento de Palestina como Estado. Es pertinente hacer un acercamiento a este tema desde la variable religiosa (Vaticano), teniendo en cuenta el gran número de lugares sagrados que hay en la región de Palestina y la variable religiosa del conflicto Palestino-israelí. Desde la mirada del Soft Power, concepto que ha venido tomando fuerza en la academia desde 1980, podemos acercarnos al objeto de estudio y dilucidar las injerencias de este actor. Mediante una aproximación cualitativa, que conlleva análisis del discurso, análisis histórico y análisis de política exterior, se logrará obtener el resultado esperado, que es entender de qué manera el Vaticano ejerce influencia (ideológica y cultural) en el Sistema Internacional, en el asunto del reconocimiento de Palestina como Estado.
Resumo:
Olive tree sap flow measurements were collected in an intensive orchard near Évora, Portugal, during the irrigation seasons of 2013 and 2014, to calculate daily tree transpiration rates (T_SF). Meteorological variables were also collected to calculate reference evapotranspiration (ETo). Both data were used to assess values of basal crop coefficient (Kcb) for the period of the sap flow observations. The soil water balance model SIMDualKc was calibrated with soil, biophysical ground data and sap flow measurements collected in 2013. Validated in 2014 with collected sap flow observations, the model was used to provide estimates of dual e single crop coefficients for 2014 crop growing season. Good agreement between model simulated daily transpiration rates and those obtained with sapflow measurements was observed for 2014 (R2=0.76, RMSE=0.20 mm d-1), the year of validation, with an estimation average absolute error (AAE) of 0.20 mm d-1. Olive modeled daily actual evapotranspiration resulted in atual ETc values of 0.87, 2.05 and 0.77 mm d-1 for 2014 initial, mid- and end-season, respectively. Actual crop coefficient (Kc act) values of 0.51, 0.43 and 0.67 were also obtained for the same periods, respectively. Higher Kc values during spring (initial stage) and autumn (end-stage) were published in FAO56, varying between 0.65 for Kc ini and 0.70 for Kc end. The lower Kc mid value of 0.43 obtained for the summer (mid-season) is also inconsistent with the FAO56 expected Kc mid value of 0.70 for the period. The modeled Kc results are more consistent with the ones published by Allen & Pereira [1] for olive orchards with effective ground cover of 0.25 to 0.5, which vary between 0.40 and 0.80 for Kc ini, 0.40–0.60 for Kc mid with no active ground cover, and 0.35–0.75 for Kc end, depending on ground cover. The SIMDualKc simulation model proved to be appropriate for obtaining evapotranspiration and crop coefficient values for our intensive olive orchard in southern Portugal.
Resumo:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara konsentrasi progesteron dan estrogen selama kebuntingan dengan bobot lahir pada domba ekor tipis. Tiga puluh sembilan domba bunting digunakan dalam penelitian ini. Domba percobaan disuntik PGF2α dua kali secara intra muskuler dengan interval sebelas hari. Satu-dua hari setelah penyuntikan terakhir domba percobaan dikawinkan secara alami melalui perkawinan kelompok. Sampel darah diambil setiap bulan (0 – 5 bulan) selama periode kebuntingan untuk menentukan konsentrasi progesterone dan estrogen. Bobot lahir anak ditimbang sekitar 12 jam setelah kelahiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anak sekelahiran, konsentrasi progesterone dan estradiol serum induk pada bulan kedua kebuntingan secara positif berkorelasi dengan bobot lahir anak. Disimpilkan bahwa semakin tinggi konsentrasi progesterone dan estradiol selama kebuntingan akan semakin tinggi total bobot lahir anak. Disarankan bahwa peningkatan konsentrassi progesterone dan estradiol selama kebuntingan dapat memperbaiki pertumbuhan prenatal dan bobot lahir. (Animal Production 6(1): 49-55 (2004) Key Words: Progesteron, Estradiol, Bobot Lahir, Kebuntingan, Domba
Resumo:
Abstract. The experiment was conducted to determine the effect of complete diet silage on feed consumption, body weight gain, feed conversion, water consumption and mortality. The materials used were 75 Mojosari Alabio male ducks, commercial diet plus rice bran (16.50% CP, 2900 kkal GE/kg), silage with 30-60% water content. Data were subject to Completely Randomized Design with five treatments and three replications. The treatments were S0 (commercial feed), S1 (silage with 30% water content), S2 (silage with 40% water content), S3 (silage with 50% water content) and S4 (silage with 60% water content). Data were subject to analysis of variance followed by orthogonal contrast test. The result showed that silage with 50% water content has significantly increased body weight gain and decreased water consumption, but there were no  effect in feed conversion. Complete diet silage was safe for Mojosari Alabio male duck. Key words : complete ration silage , duck, performance Abstrak. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian silase ransum komplit terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, konsumsi air dan persentase kematian. Bahan yang digunakan adalah 75 ekor itik Mojosari Alabio jantan, ransum komersial ditambah dedak padi (16,50% CP, 2900 kkal GE/kg), silase dengan kadar air 30-60%. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan S0 (pakan komersial), S1 (silase dengan kadar air 30%), S2 (silase dengan kadar air 40%), S3 (silase dengan kadar air 50%) dan S4 (silase dengan kadar air 60%). Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji kontras orthogonal. Hasilnya menunjukkan bahwa silase dengan kadar air 50% memiliki peningkatan berat badan dan penurunan konsumsi air yang signifikan, tetapi tidak mempengaruhi konversi pakan. Silase ransum komplit pakan aman untuk itik Mojosari Alabio jantan. Kata kunci : silase ransum komplit, itik, performans
Resumo:
Tujuan studi ini adalah memberikan gambaran tentang industri susu di Indonesia dan menganalisis pengaruh perubahan-perubahan kondisi eksternal industri susu terhadap perkembangan usaha sapi perah dan strategi bisnis koperasi sapi perah di Kabupaten Banyumas. Selanjutnya, studi ini bertujuan mengevaluasi strategi bisnis koperasi sapi perah “PESAT†dan memberikan rekomendasi tentang strategi bisnis baru yang sesuai dengan perkembangan industri susu di Indonesia. Studi ini dilaksanakan melalui studi pustaka dan survei lapangan di wilayah kerja koperasi “PESAT†(Banyumas). SWOT Analysis dan Porter’s Framework digunakan untuk mengevaluasi industri susu dan merumuskan strategi bisnis bagi koperasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa persaingan di industri susu semakin ketat oleh karena pengaruh global maupun lokal. Studi ini merekomendasikan kepada Koperasi “ PESAT†untuk mengeksplorasi pasar yang lebih luas dan menerapkan strategi baru dengan sasaran yang lebih luas berdasarkan pembedaan produk (broad differentiation). Strategi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan koperasi terhadap konsumen besar yaitu PT.Sari Husada yang bertindak sebagai industri pengolahan susu (IPS) (Animal Production 4(1): 36-43 (2002)Kata kunci : Industri susu, koperasi susu, strategi bisnis
Resumo:
Abstract. The aim of the study was to know the genetic characteristic and polymorphysm of Indonesian local ducks including Magelang, Tegal, Mojosari, Bali and Alabio duck based on Single Nucleotide Polymorphism (SNP) analysis in D-loop region mtDNA. The long term aim was to set the spesific genetic marker based on SNP D-loop region mtDNA which could differentiate local ducks in Indonesia. In the future, it could be used as selection tool for local duck conservation, and refinement strategy as well as the improvement of genetic quality by utilizing the available native duck germplasm. There were 20 ducks for each duck population and were taken 3 ml of its blood as sample. DNA Isolation Kit high pure PCR template preparation (Geneaid) was uded for Genome DNA isolation. Amplification with PCR technique used primer DL-AnasPF (L56) as forward and DL-AnasPR (H773) as reverse. Next, PCR product or amplicon were sequenced. Sequence result were analyzed with SNP technique and observed the similarity and difference of its nucleotide sequence between individual and population. The result of the study showed that genome DNA from local duck in Indonesia was successfully isolated. DNA fragment of 718 bp was amplified with primer pair of DL-AnasPF and DL-AnasPR. Nucleotide sequence was 469 nt and analyzed with SNP technique. It was compared with standard nucleotide sequence of Anas platyrhynchos (HM010684.1) in Gen Bank. The result of nucleotide sequence similarity percentage was 99.68±0.56%. Single Nucleotide Polymorphism D-loop region mtDNA Indonesian local duck was 0.32±0.56%.  Some SNP was found in Magelang duck C (Klawu blorok), F (Cemani black), G (Gambiran), H (Jarakan kalung), I (Jowo plain) and K (Plain white) also Tegal duck 8, 1, 2, 5, 2, 8 and 2 SNP respectively. It could be concluded that polymorphic genetic characteristic similarity were existed in Indonesia local duck populations which was shown by its big standard deviation SNP in D-loop region mtDNA. Magelang duck with different feather color relatively more polymorphic to another local duck in Indonesia. Single Nucleotide Polymorphism which was achieved could be used as genetic marker that differentiate genetic characteristic of Indonesian local ducks.Key words: genetic characteristic, local duck, Single Nucleotide Polymorphism (SNP), D-loop mtDNAAbstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik genetik dan polimorfisme itik lokal Indonesia yaitu itik Magelang, Tegal, Mojosari, Bali dan Alabio berdasarkan analisis Single Nucleotide Polymorphism (SNP) daerah D-loop mtDNA. Tujuan jangka panjangnya adalah menetapkan marker atau penanda genetik berdasarkan SNP daerah D-loop mtDNA spesifik yang dapat membedakan itik-itik lokal yang ada di Indonesia. Selanjutnya digunakan sebagai alat bantu seleksi untuk konservasi, pembibitan dan pengembangbiakan itik lokal. Populasi masing-masing jenis itik lokal yang digunakan sebanyak 20 ekor untuk diambil 3 ml sampel darahnya. Isolasi DNA genom menggunakan DNA Isolation Kithigh pure PCR template preparation (Geneaid). Amplifikasi dengan teknik PCR menggunakan pasangan primer DL-AnasPF (L56) sebagai forward dan DL-AnasPR (H773) sebagai reverse. Produk PCR atau amplikon yang diperoleh disekuensing. Hasil sekuensing dianalisis dengan teknik SNP dan diamati kesamaan dan perbedaan urutan nukleotida antar individu itik dan antar populasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa DNA genom dari itik lokal di Indonesia berhasil diisolasi. Amplifikasi dengan teknik PCR berhasil memperoleh fragmen berukuran 718 bp. Urutan nukleotida hasil sekuensing sebesar 469 nt dianalisis dengan teknik SNP dan dibandingkan dengan urutan nukleotida standar dari itik Anas platyrhynchos (HM010684.1) yang ada di Gen Bank, diperoleh persentase kesamaan urutan nukleotid sebesar 99,68±0,56%. Single Nucleotide Polymorphism daerah D-loop mtDNA pada itik lokal di Indonesia sebesar 0,32±0,56%. Sejumlah SNP ditemukan pada itik Magelang C (Klawu blorok), F (Hitam cemani), G (Gambiran), H (Jarakan kalung), I (Jowo polos) dan K (Putih polos) serta itik Tegal masing-masing 8, 1, 2, 5, 2, 8 serta 2 SNP. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat karakteristik genetik yang polimorfik pada populasi itik lokal di Indonesia, ditunjukkan dengan adanya simpang baku SNP pada daerah D-loop mtDNA yang relatif besar. Itik Magelang dengan warna bulu yang berbeda relatif lebih polimorfik dibandingkan dengan itik lokal lainnya di Indonesia. Single Nucleotide Polymorphism yang diperoleh dapat digunakan sebagai penanda genetik yang dapat membedakan karakteristik genetik yang dimiliki oleh itik lokal di Indonesia.Kata kunci: karakteristik genetik, itik lokal, Single NucleotidePolymorphism (SNP), D-loop mtDNA
Resumo:
Abstract. The effect of three forms of complete feed blocks (CFB) for dairy cattle was evaluated. The form of various CFB were cube, cylinder and ball. The CFB was prepared from napier grass specific tolerance acid soils and concentrate in 50:50 ratio. The research used experimental method with randomized block design.  Sixteen dairy cattle were used in this experiment. There were four treatments and four replications used in this experiment. The treatments consisted of R0= control ration, R1= cube CFB, R2= cylinder CFB and R3= ball CFB. The treatment feeds were fed twice a day, at 6.00 am and 15.00 pm. The amount of morning ration 34 kg of fresh napier grass and 5 kg of concentrate for the control ration, and the same amount of ration was also given in the afternoon feeding, therefore, the daily total fresh forage was 68 kg and concentrate was 10 kg. Before feeding the forage was chopped in 5 cm length. The complete feed block for the dairy cows was 10 kg for the morning ration and 10 kg for the afternoon ration, therefore, the daily total complete feed block was 20 kg. The drinking water was available adlibitum. The preliminary period was conducted for 2 weeks and data collection were conducted for 5 day of the end of study. The variables measured were dry matter and organic matter intake, dry matter digestibility and milk production. These results showed that the control ration significantly affected with ration all CFB form on dry matter and organic matter intake but did not significantly affect the dry matter digestibility and milk production. Key words : dairy cttle, complete feed block Abstrak.Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh tiga pakan komplit bentuk cetak yaitu bentuk kubus, silinder dan bola yang diberikan pada sapi perah.  Pakan komplit bentuk cetak dibuat dari hijauan rumput gajah yang spesifik toleran tanah masam yang telah digiling dan bahan konsentrat dengan perbandingan 50:50. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok. Enam belas ekor sapi perah dikelompokkan menjadi 4 dengan 4 ulangan. Empat perlakuan yang dicobakan yaitu R0= ransum kontrol, R1= pakan komplit cetak bentuk kubus, R2= pakan komplit cetak bentuk silinder, dan R3= pakan komplit cetak bentuk bola. Pakan perlakuan diberikan dua kali sehari pagi pukul 06.00 dan sore 15.00. Jumlah pakan yang diberikan pada sapi perah kontrol pagi sebanyak 34 kg rumput gajah segar dan 5 kg konsentrat demikian juga pemberian yang sama pada sore hari sehingga jumlah hijauan segar yang diberikan kepada ternak 68 kg dan konsentrat 10 kg. Rumput gajah yang diberikan sudah dipotong-potong terlebih dahulu dengan panjang 5 cm. Jumlah pakan komplit cetak untuk sapi perah perlakuan yang diberikan pagi jumlahnya sama dengan pemberian sore masing-masing sebanyak 10 kg sehingga jumlah pakan komplit cetak yang diberikan 20 kg. Air minum diberikan adlibitum. Periode preliminary dilakukan selama 2 minggu dan koleksi data dilakukan selama 5 hari periode akhir percobaan. Variabel yang diamati adalah konsumsi bahan kering dan bahan organik pakan, kecernaan bahan kering pakan dan produksi susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum kontrol beda nyata dengan semua bentuk pakan komplit cetak pada konsumsi bahan kering dan bahan organik, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan kecernaan bahan kering dan produksi susu. Kata kunci : sapi perah, pakan komplit bentuk cetak
Resumo:
Abstract. This study was aimed to determine and compare the dry matter yield and nutrient content of Indigofera and Leucaena grown in peatland. This experiment was conducted in peatland type soil (type sapric) in Pekanbaru city, DM yield and nutrient contents data were analyzed by 2x3 factorial design with 3 replication. Two treatments compared were Indigofera zollingeriana (Indigofera) and Leucaena leucocephala (Leucaena). Indigofera was proven significantly higher than Leucaena in all harvest regarding dry matter (DM) of leaf and stem of 29.9% and 25%, respectively, crude protein (CP) of 23.1% and 17.6%, respectively. While neutral detergent fibre (NDF) and acid detergent fibre (ADF) content of Indigofera leaf (35.9% and 25.1%, respectively) was significantly lower than those of Leucaena leaf (40.9% and 29.3%, respectively). It was concluded that the production and nutritive value of Indigofera zollingeriana was superior to Leucaena leucocephala in peatland (type sapric). Key words: Legume tree, Sapric, nutrient content, In vitro digestibiliy              Abstrak. Penelitian ini bertujuan menentukan dan membandingkan bahan kering dan kandungan nutrisi Indigofera dan Leucaena yang tumbuh di lahan gambut. Percobaan ini dilakukan di lahan gambut di Pekanbaru menggunakan pola faktorial 2x3 dengan ulangan 3 kali. Dua perlakuan yang dibandingkan adalah Indigofera zollingeriana (Indigofera) dan Leucaena leucocephala (Leucaena). Indigofera terbukti secara nyata lebih tinggi daripada Leucana di semua periode panen, berkaitan dengan kandungan BK (bahan kering) daun dan batang berturut-turut 29,9% dan 25%, dan protein kasar (PK) 23,1% dan 17,6%. sedangkan neutral detergent fibre (NDF) dan acid detergent fibre (ADF) daun indigofera berturut-turut 35,9% dan 25,1%, lebih rendah secara nyata daripada daun Leucaena, yaitu 40,9% dan 29,3%. Disimpulkan bahwa produksi dan nilai nutrisi Indigofera zollingeriana lebih tinggi dari Leucaena leucocephala di lahan gambut (jenis saprik) Kata kunci: Pohon legume, Saprik, Kandungan Nutrisi, Kecernaan in vitro
Resumo:
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kandungan lemak dan kolesterol abon daging sapi dan kerbau antar umur ternak. Sampel daging diambil pada bagian paha belakang (rump) dari sapi jantan, kerbau jantan dan kerbau betina yang dipotong di RPH Pemalang. Ternak dibedakan atas umur muda dan tua dengan 4 (empat) kali ulangan. Peubah yang diamati adalah kandungan lemak dan kolesterol. Data yang terkumpul dianalisis ragam dengan pola tersarang (Nested Classification), sebagai grup adalah jenis ternak (sapi jantan, kerbau jantan dan kerbau betina). Sub grup adalah antar umur dalam jenis ternak (muda dan tua). Anlisis ragam menunjukkan kandungan lemak antar jenis ternak menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) sedangkan antar umur ternak menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01). Pada kandungan kolesterol, menunjukkan antar jenis ternak tidak berbeda nyata. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan lemak dan kolesterol abon daging sapi dan kerbau tidak menunjukkan perbedaan sehingga daging kerbau dapat digunakan sebagai alternatif penyediaan abon daging. (Animal Production 5(2): 69-72 (2003)Â Kata Kunci : Lemak, Kolesterol, Sapi, Kerbau
Resumo:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sosial ekonomi usaha ternak kambing rakyat di daerah pedesaan Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. Pengumpulan data menggunakan metode survey pada tiga desa terpilih, kemudian 188 responden dipilih secara acak sebagai sampel. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendapatan usaha ternak kambing sebesar Rp.349.184,71 per tahun, dengan tingkat efisiensi ekonomi sebesar 2,21. Jumlah pemilikan ternak kambing rata-rata sebesar 2,67 ST, dengan jumlah biaya pakan ternak per tahun rata-rata sebesar Rp.147.672,34. Umur peternak rata-rata 46,5 tahun, tingkat pendidikan peternak sebagian besar berpendidikan Sekolah Dasar dengan lama pendidikan formal rata-rata 5,78 tahun, dan tingkat pengalaman beternak kambing rata-rata 4,04 tahun. Sistem pemeliharaan ternak kambing yang digunakan yaitu sebagian besar menggunakan sistem pemeliharaan tradisional, sedangkan status pekerjaan peternak yaitu sebagian besar berstatus sebagai petani penggarap. (Animal Production 6(2): 61-67 (2004)Â Kata Kunci: Ternak Kambing Rakyat, Profil Sosial Ekonomi, Banyumas
Resumo:
Abstract. This study was aimed to determine the influences of turmeric extract supplementation on water holding capacity, cooking loss, pH value and tenderness of broiler chicken meat Data analysis was subject to completely randomized design 5 treatments namely T0, T1, T2, T3 and T4 containing non-turmeric extract, 100 mg/kgBW/day, 200 mg/kgBW/day, 300 mg/kgBW/day and 400 mg/kgBW/day, respectively. Each unit of experiment administered 3 heads with four replications. The results indicated no effect from turmeric extract supplementation on water holding capacity, cooking loss, pH value and tenderness of broiler chicken meat. The average treatments of T0, T1, T2, T3, T4 had water holding capacities of 39.86, 37.58, 36.41, 36.94, respectively; cooking losses of 26.00, 27.58, 27.57, 27.11, and 27.49%, respectively; tenderness of 1.97, 1.95, 1.63, 1.77 and 1.99 Nmm, respectively, and final Body weights of 1,618.5, 1,568, 1,692.5, 1,651.75 and 1,462 g/head, respectively. However, a highly significant influence was observed on the pH values of 6.46, 6.04, 6.21, 6.08 and 5.98. The results indicated that none of the turmeric extract supplementation increased water holding capacity, cooking losses, tenderness and body weight. Key words: broiler, cooking loss, pH values, tenderness, water holding capacity, turmeric Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kunyit terhadap daya ikat air, susut masak, nilai pH dan keempukan daging ayam broiler. Manfaat penelitian yaitu tersedianya informasi ilmiah tentang ekstrak kunyit terhadap danging ayam broiler. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 tanpa ekstrak kunyit, T1 100, T2 200, T3 300, dan T4 400 mg/kgBB/hari. Data analisis yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 replikasi. Setiap unit percobaan terdiri dari 3 ekor. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh pemberian ekstrak kunyit terhadap daya ikat air, susut masak, dan keempukan daging ayam broiler. Rataan untuk perlakuan T0, T1, T2, T3, T4 pada Daya Ikat Air masing–masing 39,86; 37,58; 36,41; 36,94; 34,78%; susut masak 26,00; 27,58; 27,57; 27,11; 27,49%, keempukan 1,97; 1,95; 1,63; 1,77; 1,99 Nmm, dan bobot badan akhir 1.618,5; 1.568; 1.692,5; 1.651,75; 1.462g/ekor. Namun, memberikan pengaruh sangat nyata pada nilai pH 6,46; 6,04; 6,21; 6,08; 5,98. Hasil  menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kunyit tidak meningkatkan daya ikat air, susut masak, keempukan dan bobot badan. Kata Kunci : Broiler, Susut Masak, pH, Keempukan, Daya Ikat Air, Kunyit
Resumo:
Abstract. This study aimed to describe the sustainability of forage system in the small holder dairy cattle in the plateau in East Java, in particular related to the nutrient content. The method used was survey (interviews, questionnaires, field observations and sampling) at the cooperation unit, farmers, livestock and farming location in one of the areas of dairy cattle cooperation in the plateau (Cooperation of SAE Pujon-Malang). The data obtained were analyzed through descriptive and regression statistics. The results showed that forage system dominantly given during dry and rainy seasons are elephant grass and corn stalks. Linear regression equation for the nutrient content of elephant grass is TDN= 40.516 + 1.404 CP, while corn trees is TDN= 56.212 + 0.740 CP. The conclusion showed that the dependent variable is largely influenced by external factors (environment). Improved continuity of availability of forage can be done by increasing the feeding system in the region (plateau) as well as the support from outside the region. Key words: plateau, dairy cattle, forage  Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan keberlanjutan sistem pakan hijauan pada peternakan sapi perah rakyat di wilayah dataran tinggi di Jawa Timur, khususnya tentang kandungan nutrisi. Metode yang digunakan adalah survei (wawancara, pengisian angket/kuesioner, observasi, dan pengambilan sampel) di koperasi, petani ternak dan lokasi peternakan di salah satu wilayah koperasi persusuan di dataran tinggi (Koperasi SAE Pujon-Malang). Data yang didapat dianalisis dengan regresi dan statistik diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan hijaun yang dominan di musim kemarau dan hujan adalah rumput gajah dan tebon jagung. Persamaan regresi linier untuk kandungan nutrisi rumput gajah adalah TDN= 40,516 + 1,404 PK, sedangkan tebon jagung adalah TDN= 56,212 + 0,740 PK. Kesimpulannya adalah variabel dependen sebagian besar dipengaruhi oleh faktor luar (lingkungan). Peningkatan kontinuitas ketersediaan pakan hijauan dapat dilakukan dengan peningkatan sistem pakan di wilayah (dataran tinggi) dan dukungan sistem pakan dari luar wilayah. Kata kunci: dataran tinggi, sapi perah, pakan hijauan
Resumo:
Empat ekor domba yang berfistula pada bagian rumen digunakan pada rancangan Bujur sangkar latin 3 x 3. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi Yucca schidigera dengan atau tanpa nisin terhadap penggunaan nitrogen, konsentrasi amonia dalam rumen, konsentrasi nitrogen urea dalam plasma, suplai nitrogen mikroba pada domba yang diberi pakan basal hay rumput timothy dan konsentrat. Tiga perlakuan pakan yaitu pakan basal (kontrol), pakan basal + Yucca schidigera 240 ppm (yucca), pakan basal + Yucca schidigera 240 ppm + nisin 6 mg/kg BW 0.75 (yucca+nisin). Ekskresi nitrogen dalam urin domba yang diberi perlakuan yucca+nisin lebih rendah (P<0.05) dibandingkan perlakuan kontrol. Perlakuan yucca+nisin meningkatkan keseimbangan nitrogen sebesar 8 % dibandingkan kontrol. Konsentrasi amonia dalam rumen pada perlakuan yucca dan yucca+nisin lebih rendah (P<0.05) daripada perlakuan kontrol, dan konsentrasi tersebut masih berada diatas konsentrasi minimal untuk pertumbuhan mikroba dalam rumen. Konsentrasi nitrogen urea dalam plasma tidak dipengaruhi oleh perlakuan dan bervariasi antara 20.8 – 22.0 mg/dl. Suplai nitrogen mikroba pada perlakuan yucca dan yucca+nisin lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan perlakuan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suplementasi yucca atau kombinasi yucca dan nisin dapat menurunkan konsentrasi amonia dalam rumen, sehingga menurunkan ekskresi nitrogen pada urin dimana hal ini berimplikasi positif dalam mengurangi pencemaran nitrogen di lingkungan. (Animal Production 7(1): 34-39 (2005) Kata kunci : Yucca schidigera, Nisin, Penggunaan N, N Mikroba