3 resultados para Dalai Lama

em ANIMAL PRODUCTION JOURNAL


Relevância:

10.00% 10.00%

Publicador:

Resumo:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sosial ekonomi usaha ternak kambing rakyat di daerah pedesaan Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. Pengumpulan data menggunakan metode survey pada tiga desa terpilih, kemudian 188 responden dipilih secara acak sebagai sampel. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendapatan usaha ternak kambing sebesar Rp.349.184,71 per tahun, dengan tingkat efisiensi ekonomi sebesar 2,21. Jumlah pemilikan ternak kambing rata-rata sebesar 2,67 ST, dengan jumlah biaya pakan ternak per tahun rata-rata sebesar Rp.147.672,34. Umur peternak rata-rata 46,5 tahun, tingkat pendidikan peternak sebagian besar berpendidikan Sekolah Dasar dengan lama pendidikan formal rata-rata 5,78 tahun, dan tingkat pengalaman beternak kambing rata-rata 4,04 tahun. Sistem pemeliharaan ternak kambing yang digunakan yaitu sebagian besar menggunakan sistem pemeliharaan tradisional, sedangkan status pekerjaan peternak yaitu sebagian besar berstatus sebagai petani penggarap. (Animal Production 6(2): 61-67 (2004) Kata Kunci: Ternak Kambing Rakyat, Profil Sosial Ekonomi, Banyumas

Relevância:

10.00% 10.00%

Publicador:

Resumo:

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki faedah pemecahan batang alfalfa pada saat dipanen di daerah prairi terhadap lama pengeringan, sifat-sifat nutrisi pada saat disimpan dan nilai nutrisi pakan. Alfalfa pada awal pertumbuhan bunga dipanen  menggunakan salah satu dari dua mesin. : mesin convensional, (CONV) atau dengan mesin pemecah batang yang mempunyai empat tingkat pemecahan (LIGHT : ringan,LIGHT + : agak berat, SEVERE : berat dan SEVERE+ : sangat berat). Selama pengeringan, perlakuan  LIGHT + s.d. SEVERE+ mencapai kadar Bahan Kering (BK) 45 % dan 80% dalam waktu masing-masing hanya sekitar 2 jam dan 9-11 jam, dibanding CONV, yang mencapai kadar BK tersebut berturut-turut dlm waktu 6 dan 54 jam. Padet sapi pedaging mengonsumsi BK silase 13 % lebih banyak dan memperoleh pertambahan  bobot badan harian 22.7% lebih berat (P<0.05) jika batang alfalfa dipecah pada saat dipanen(SEVERE), dibanding tidak (CONV) , pada awal pertumbuhan selama 21 hari. Sapi perah Holstein betina awal laktasi yang diberi ransum yang mengandung silase dan hay dari alfalfa yang batangnya dipecah pada saat dipanen memproduksi susu dengan kandungan gizi yang sama disbanding batang. Namun demikian, kelompok sapi yang diberi ransum yang mengandung alfalfa yang terpecah batangnya memberikan bobot hidup yang lebih berat dan nilai kondisi tubuh yang lebih baik (P<0.05) pada saat akhir penelitian laktasi selama 14 minggu. (Animal Production 3(2): 83-90 (2001) Key Words : Alfalfa, maceration, wilting time, silage, hay, dairy, beef.

Relevância:

10.00% 10.00%

Publicador:

Resumo:

Abstract. The aims of this research were to describe the characteristics of Kaligesing goat farmers; to analyze the farmers’ perceptions on the role of extension workers as conduit of information, as mentors, organizers and dynamic factor, technicians and liaisons; to discover the relationship between the farmers’ characteristics with farmers’ perceptions; and to investigate the relationship between farmers’ perceptions to goat maintenance management. The respondents were goat farmers in Kaligesing, Purworejo, Central Java Province. Data were obtained from questionnaire survey method. Determining location, the research applied combination of stratified sampling method with purposive random sampling. Total respondents were 159 farmers with nine farmer groups as samples. Analysis was subject to Spearman Rank, resulting that age, education level and farming experience were not significant to the farmers’ perceptions to the role of extension workers, but the ownership of livestock had a very significant relationship with a correlation coefficient of 0.240, group classes had also very significant relationship with a correlation coefficient of 0.414, and frequency of meeting with extension workers have a significant relationships with a correlation coefficient of 0.202. Farmers’ perceptions to the role of extension workers had very significant relationships to the maintenance management with a correlation coefficient of 0.393. Key words : farmers’ characteristics, farmers’ perceptions, Kaligesing goat, role of extension workers Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik peternak, persepsi peternak terhadap peran penyuluh, hubungan antara karakteristik peternak dengan persepsi, dan hubungan antara persepsi peternak dengan manajemen pemeliharaan. Responden penelitian adalah peternak Kambing Kaligesing di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Jawa Tengah dengan metode penelitian survei kuesioner. Penentuan lokasi penelitian dengan kombinasi cara stratified sampling dan purposive random sampling. Jumlah kelompok tani sebagai sampel penelitian sebanyak sembilan kelompok dan jumlah total responden sebanyak 159 peternak. Analisis Rank Spearman digunakan untuk analisis data.  Hasil analisis menunjukkan  bahwa umur, tingkat pendidikan dan lama beternak tidak secara nyata memiliki hubungan dengan persepsi peternak terhadap peran penyuluh, sedangkan kepemilikan ternak memiliki hubungan sangat nyata (P<0,01) dengan nilai koefisien korelasi 0,240. Kelas kelompok memiliki hubungan sangat nyata (P<0,01) dengan nilai koefisien korelasi 0,414 dan frekuensi bertemu penyuluh memiliki hubungan nyata (P<0,05) dengan nilai koefisien korelasi 0,202. Persepsi peternak terhadap peran penyuluh memiliki hubungan sangat nyata (P<0,01) terhadap manajemen pemeliharaan dengan nilai koefisien korelasi 0,393Kata kunci:  karakteristik peternak, persepsi peternak, kambing Kaligesing, peran penyuluh