2 resultados para Beef females

em ANIMAL PRODUCTION JOURNAL


Relevância:

20.00% 20.00%

Publicador:

Resumo:

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kandungan lemak dan kolesterol abon daging sapi dan kerbau antar umur ternak. Sampel daging diambil pada bagian paha belakang (rump) dari sapi jantan, kerbau jantan dan kerbau betina yang dipotong di RPH Pemalang. Ternak dibedakan atas umur muda dan tua dengan 4 (empat) kali ulangan. Peubah yang diamati adalah kandungan lemak dan kolesterol. Data yang terkumpul dianalisis ragam dengan pola tersarang (Nested Classification), sebagai grup adalah jenis ternak (sapi jantan, kerbau jantan dan kerbau betina). Sub grup adalah antar umur dalam jenis ternak (muda dan tua). Anlisis ragam menunjukkan kandungan lemak antar jenis ternak menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) sedangkan antar umur ternak menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01). Pada kandungan kolesterol, menunjukkan antar jenis ternak tidak berbeda nyata. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan lemak dan kolesterol abon daging sapi dan kerbau tidak menunjukkan perbedaan sehingga daging kerbau dapat digunakan sebagai alternatif penyediaan abon daging. (Animal Production 5(2): 69-72 (2003) Kata Kunci : Lemak, Kolesterol, Sapi, Kerbau

Relevância:

20.00% 20.00%

Publicador:

Resumo:

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki faedah pemecahan batang alfalfa pada saat dipanen di daerah prairi terhadap lama pengeringan, sifat-sifat nutrisi pada saat disimpan dan nilai nutrisi pakan. Alfalfa pada awal pertumbuhan bunga dipanen  menggunakan salah satu dari dua mesin. : mesin convensional, (CONV) atau dengan mesin pemecah batang yang mempunyai empat tingkat pemecahan (LIGHT : ringan,LIGHT + : agak berat, SEVERE : berat dan SEVERE+ : sangat berat). Selama pengeringan, perlakuan  LIGHT + s.d. SEVERE+ mencapai kadar Bahan Kering (BK) 45 % dan 80% dalam waktu masing-masing hanya sekitar 2 jam dan 9-11 jam, dibanding CONV, yang mencapai kadar BK tersebut berturut-turut dlm waktu 6 dan 54 jam. Padet sapi pedaging mengonsumsi BK silase 13 % lebih banyak dan memperoleh pertambahan  bobot badan harian 22.7% lebih berat (P<0.05) jika batang alfalfa dipecah pada saat dipanen(SEVERE), dibanding tidak (CONV) , pada awal pertumbuhan selama 21 hari. Sapi perah Holstein betina awal laktasi yang diberi ransum yang mengandung silase dan hay dari alfalfa yang batangnya dipecah pada saat dipanen memproduksi susu dengan kandungan gizi yang sama disbanding batang. Namun demikian, kelompok sapi yang diberi ransum yang mengandung alfalfa yang terpecah batangnya memberikan bobot hidup yang lebih berat dan nilai kondisi tubuh yang lebih baik (P<0.05) pada saat akhir penelitian laktasi selama 14 minggu. (Animal Production 3(2): 83-90 (2001) Key Words : Alfalfa, maceration, wilting time, silage, hay, dairy, beef.