3 resultados para Akan
em ANIMAL PRODUCTION JOURNAL
Resumo:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara konsentrasi progesteron dan estrogen selama kebuntingan dengan bobot lahir pada domba ekor tipis. Tiga puluh sembilan domba bunting digunakan dalam penelitian ini. Domba percobaan disuntik PGF2α dua kali secara intra muskuler dengan interval sebelas hari. Satu-dua hari setelah penyuntikan terakhir domba percobaan dikawinkan secara alami melalui perkawinan kelompok. Sampel darah diambil setiap bulan (0 – 5 bulan) selama periode kebuntingan untuk menentukan konsentrasi progesterone dan estrogen. Bobot lahir anak ditimbang sekitar 12 jam setelah kelahiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anak sekelahiran, konsentrasi progesterone dan estradiol serum induk pada bulan kedua kebuntingan secara positif berkorelasi dengan bobot lahir anak. Disimpilkan bahwa semakin tinggi konsentrasi progesterone dan estradiol selama kebuntingan akan semakin tinggi total bobot lahir anak. Disarankan bahwa peningkatan konsentrassi progesterone dan estradiol selama kebuntingan dapat memperbaiki pertumbuhan prenatal dan bobot lahir. (Animal Production 6(1): 49-55 (2004) Key Words: Progesteron, Estradiol, Bobot Lahir, Kebuntingan, Domba
Resumo:
Abstract. The effect of three forms of complete feed blocks (CFB) for dairy cattle was evaluated. The form of various CFB were cube, cylinder and ball. The CFB was prepared from napier grass specific tolerance acid soils and concentrate in 50:50 ratio. The research used experimental method with randomized block design.  Sixteen dairy cattle were used in this experiment. There were four treatments and four replications used in this experiment. The treatments consisted of R0= control ration, R1= cube CFB, R2= cylinder CFB and R3= ball CFB. The treatment feeds were fed twice a day, at 6.00 am and 15.00 pm. The amount of morning ration 34 kg of fresh napier grass and 5 kg of concentrate for the control ration, and the same amount of ration was also given in the afternoon feeding, therefore, the daily total fresh forage was 68 kg and concentrate was 10 kg. Before feeding the forage was chopped in 5 cm length. The complete feed block for the dairy cows was 10 kg for the morning ration and 10 kg for the afternoon ration, therefore, the daily total complete feed block was 20 kg. The drinking water was available adlibitum. The preliminary period was conducted for 2 weeks and data collection were conducted for 5 day of the end of study. The variables measured were dry matter and organic matter intake, dry matter digestibility and milk production. These results showed that the control ration significantly affected with ration all CFB form on dry matter and organic matter intake but did not significantly affect the dry matter digestibility and milk production. Key words : dairy cttle, complete feed block Abstrak.Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh tiga pakan komplit bentuk cetak yaitu bentuk kubus, silinder dan bola yang diberikan pada sapi perah.  Pakan komplit bentuk cetak dibuat dari hijauan rumput gajah yang spesifik toleran tanah masam yang telah digiling dan bahan konsentrat dengan perbandingan 50:50. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok. Enam belas ekor sapi perah dikelompokkan menjadi 4 dengan 4 ulangan. Empat perlakuan yang dicobakan yaitu R0= ransum kontrol, R1= pakan komplit cetak bentuk kubus, R2= pakan komplit cetak bentuk silinder, dan R3= pakan komplit cetak bentuk bola. Pakan perlakuan diberikan dua kali sehari pagi pukul 06.00 dan sore 15.00. Jumlah pakan yang diberikan pada sapi perah kontrol pagi sebanyak 34 kg rumput gajah segar dan 5 kg konsentrat demikian juga pemberian yang sama pada sore hari sehingga jumlah hijauan segar yang diberikan kepada ternak 68 kg dan konsentrat 10 kg. Rumput gajah yang diberikan sudah dipotong-potong terlebih dahulu dengan panjang 5 cm. Jumlah pakan komplit cetak untuk sapi perah perlakuan yang diberikan pagi jumlahnya sama dengan pemberian sore masing-masing sebanyak 10 kg sehingga jumlah pakan komplit cetak yang diberikan 20 kg. Air minum diberikan adlibitum. Periode preliminary dilakukan selama 2 minggu dan koleksi data dilakukan selama 5 hari periode akhir percobaan. Variabel yang diamati adalah konsumsi bahan kering dan bahan organik pakan, kecernaan bahan kering pakan dan produksi susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum kontrol beda nyata dengan semua bentuk pakan komplit cetak pada konsumsi bahan kering dan bahan organik, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan kecernaan bahan kering dan produksi susu. Kata kunci : sapi perah, pakan komplit bentuk cetak
Resumo:
Abstract. In Congo, waterfowl genetic resources are constituted by native population of Muscovy ducks that play an important role in food security. The present study aimed to identify and to characterize strains bred in the back yard in the households in Brazzaville. A sample of 154 households drawn over seven districts of Brazzaville was enrolled in the survey. Adults ducks found in the households were identified, pictured by a key of determination and then compared by using the multi resolution analysis image method. The survey recorded 13 strains in which four were considered as newly since they have never been reported elsewhere. These strains received temporally the name of the districts where they have been identified for the first time Makelékélé 1 (0.34%, n=6), Makélékélé 2 (0.11%, n =2), Poto poto 1  (0.28%, n=5) and in Poto poto 2 (0.11%, n=2). Finally, the survey reported nine classical  strains such as  black plumage, duclair, white, tortora, sepia, chocolate, lavender, grey and canizie. The apparent wide variation in plumage colors is an indication that the duck populations have not been ‘purified’ through selective breeding. In the context of the valorization of poultry biodiversity, this work represents a step toward a better knowledge of the production abilities of local ducks breeds in Congo. Key words: Muscovy ducks, color feather, strains, Congo. Abstrak. Sumber daya genetik unggas air di Kongo mencakup populasi itik lokal yang memegang peranan penting dalam ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menggolongkan jenis itik yang dipelihara di pekarangan rumah di Brazzaville. Sampel penelitian menggunakan 154 responden rumah tangga yang tersebar di 7 wilayah Brazzaville. Itik dewasa diidentifikasi dari pekarangan, dan dibandingkan dengan metode Analisis Multi Resolusi. Survey mencatat 13 jenis peranakan, 4 diantaranya dianggap baru karena belum pernah dilaporkan di studi manapun. Jenis ini sementara dinamai sesuai distrik tempatnya pertama ditemukan, yaitu Makelékélé 1 (0,34%, n=6), Makélékélé 2 (0,11%, n =2), Poto poto 1 (0,28%, n=5) dan di Poto poto 2 (0,11%, n=2). Berdasarkan survei didapatkan sembilan jenis klasik yaitu bulu hitam, duclair, putih, tortora, sepia, coklat, lavender, abu-abu dan canizie. Banyaknya ragam warna bulu adalah indikasi bahwa populasi itik belum “dimurnikan†melalui seleksi. Dalam konteks penetapan nilai keanekaragaman hayati unggas, penelitian ini mewakili sebuah langkah menuju pengetahuan yang mendalam akan kemampuan produksi itik yang berkembang di Kongo. Kata kunci: itik Muscovy, warna bulu, strain, Kongo